BACA INI

Jumat, 10 Mei 2013

ARSITEK BUKAN DRAFTER

       Gambar - gambar sketsa buatan tangan oleh para pendesain.




     "Arsitek bukanlah Operator Software" kalimat itu merupakan sebuah kalimat yang menjadi pemacu bagi seorang Arsitek untuk lebih terampil dalam
menggambar manual / SKETSA. Karena kebanyakan orang awam memandang Arsitek sebagai seorang yang terampil dalam menggambar denah dan mengoperasikan software komputer.
     Selain itu dengan perkembangan jaman yang semakin maju, menggambar manual menjadi semakin ditinggalkan. para Arsitek lebih condong ke menggambar Automatis dengan mengandalkan software yang dinilai lebih praktis dan modern. Namun, hal inilah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan Arsitek dalam mendesain secara manual, dan itu yang membuatnya menjadi fatal.
        "Arsitek itu bukan seorang Drafter. Tapi, dia adalah seorang Desainer", Membuat desain bagi seorang Arsitek adalah sebuah kebutuhan pokok sebelum terciptanya sebuah gambar. dalam bidang inilah tingkat kehebatan Arsitek diuji dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul.
        "Arsitek haruslah sebagai orang yang menyelesaikan suatu masalah, Bukan sebagai orang yang menambah masalah", kalimat inilah yang menurutku paling berat untuk diwujudkan. hal ini karena dalam menyelesaikan suatu masalah itu berhubungan dengan alur pikir manusia ke depan dan juga kondisi dari lingkungan turut mempengaruhi. sebagai contoh dalam perencanaan sebuah bangunan, Desain seorang Arsitek harus mampu memecahkan tentang masalah "Akan jadi apa bangunan itu ke depannya?", "Tidakkah pembangunannya terlalu berlebihan?", "Apakah konstruksinya kuat dan nyamankah untuk ditempati?", dan "Bagaimanakah pengaruhnya terhadap lingkungan?".
        Oleh karena itu seorang Arsitek dituntut untuk mampu dan sanggup dalam mengatasi sebuah masalah secara tuntas dn tanpa meninggalkan atau membuat permasalahan baru. jika dia berhasil, maka predikatnya sebagai seorang Arsitek bukanlah predikat palsu.
        Dalam Mendesain diperlukan ketelitian antara data yang diperoleh dengan analisa - analisanya. semua itu harus berhubungan erat dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul dari data tersebut. Seperti misalnya dalam menentukan Besaran Ruang yang menurut saya sulit. hal ini karena kebutuhan besaran ruang tidak hanya ditentuklan oleh furniture yang ada, tetapi juga harus disesuaikan dengan keinginan/ego si penghuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar